CONTOH PKP UNIVERSITAS TERBUKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Matematika
merupakan salah satu pendidikan dari
kemampuan sains dan teknologi. Pemahaman terhadap Matematika merupakan pemahaman yang bersifat keahlian sampai
kepada pemahaman yang bersifat apresiatif akan berhasil mengembangkan kemampuan
sains dan teknologi yang cukup tinggi (
Buchori, 2001 : 120-121 ).
Proses pembelajaran membutuhkan
metode yang tepat. Masalah penggunann metode Dapat menghambat tercapainya
tujuan pendidikan yang diinginkan. Dampak lain adalah rendahnya kemampuan
bernalar siswa dalam pembelajaran Matematika. Hal ini disebabkan karena dalam
proses pembelajaran siswa kurang dilibatkan dalam situasi optimal untuk
belajar, pembelajaran cenderung berpusat pada guru, dan klasikal.
Dari beberapa model pembelajaran ada
model pembelajaran yang menarik dandapat memicu peningkatan penalaran siswa,
yaitu model pembelajaran kooperatif. Melalui diskusi Dalam pembelajaran
kooperatif akan terjalin komunikasi dimana siswa saling berbagi ide atau pendapat. Strategi ini
melibatkan seluruh siswa dalam pembelajaran sekaligus mengajarkan kepada orang
lain ( Sarjuli dkk, 2001 : 160 ).
1. Identivikasi Masalah
Penelitian ini dilaksanakan dengan
mempertimbangkan masalah-masalah yang ada di SD Negeri 1 Makarti Mulya
khususnya kelas IV Mata Pelajaran Matematika.
Beberapa masalah diantaranya :
a. Siswa menganggap
pelajaran Matematika merupakan pelajaran yang sulit sehingga hasil belajar
siswa masih rendah.
b Kemampuan siswa
dalam mengali dan mambagi masih sulit
c. Siswa jenuh saat
guru menjelaskan
d. Siswa jarang
berdiskusi dalam memecahkan masalah
e. Perolehan hasil
belajar Matematika pada materi pembelajaran Pembulatan dan Pengurangan masih belum tuntas dengan hasil tercantum pada
tabel di bawah ini :
No
|
Jml. Siswa
|
≥ KKM 70
|
%
|
< KKM 70
|
%
|
1
|
20
|
6
|
30%
|
14
|
70%
|
2. Analisis Masalah
Akar penyebab munculnya masalah
adalah :
a. Guru sebagai
fasilitator kurang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
b. Cenderung pembelajaran
berpusat pada guru dan klasikal.
c. Guru dalam penyampaian materi maupun
tahap pelatihan kurang membimbing kerja kelompok atau diskusi.
3. Alternatif
Dengan melihat akar penyebab
munculnya masalah yang telah
dipaparkan di atas penulis mencoba
melakukan penelitian terhadap siswa dengan mekanisme pembelajaran yaitu memerapkan Model Kooperatif Pelajaran Matematika tentang Penafsiran dan Pembulatan pada Kelas IV
SDN 1 Makarti Mulya
B, Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan
latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah
yaitu :
- Apakah Penerapan
Model Kooperatif dapat meningkatkan
hasil belajar Matematika tentang Penafsiran dan Pembulatan Bagi Siswa Kelas IV SDN 1 Makarti Mulya?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar Matematika siswa Kelas IV setelah diterapkan Model Kooperatif Tipe STAD
di SD Negeri 1 Makarti Mulya.
D.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian
diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi siswa dapat meningkatkan hasil belajar pada
pelajaran Matematika.
2. Bagi guru dapat menjadikan motivasi dalam
pembelajaran karena guru akan mengubah paradigma strategi pembelajaran.
3. Bagi sekolah akan
dapat dijadikan bahan perbandingan hasil belajar yang telah dicapai dengan
menggunakan metode Kooperatif.
4. Bagi penulis
mempraktikkan pengetahuan yang diperoleh melalui Penelitian Tindakan Kelas di
SD Negeri 1 Makarti Mulya.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Hakekat Belajar
Pengertian Belajar
Menurut Purwanto ( 1990 : 85 ) belajar adalah :
1, Suatu perubahan
dalam tingkah laku dimana perubahanitu dapat mengarah kepada tingkah laku yang
lebih baik, tetapijuga ada kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang buruk.
2, Suatu perubahan
yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.
3, untuk disebut
belajar maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir daripada
suatu periode waktu yang cukup panjang
Menurut Sudjana ( 2000 : 28 ) belajar adalah
:suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang,
perubahan sebagai hasil dari suatu proses belajar dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuannya, pemahamannya, dan lain-lain
aspek yang ada pada diri individu.
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
belajar merupakan kegiatan atau aktifitas yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan yang dilakukan karena suatu usaha sehingga menghasilkan
perubahan tinhkah laku.
Dalam penelitian ini penulis mengacu
pada penelitian yang relevan, beberapa, beberapa diantaranya yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Nur Aini (2003) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan
prestasi belajar pada Model Pembelajaran
Kooperatif bila ditinjau dari perbedaan pengguna metode pembelajaran dan hasil
belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif lebih baik jika dibanding dengan pembelajaran
konfensional. Sutomo (2001 : 147)
bahwa untukmemungkinkan siswa bebas berfikir dan mandiri maka proses
pembelajaran hendaknya tidak klasikal melainkan berbentuk belajar kooperatif
dalam kelompok kecil. Menurut Joyce (
2009 : 302 ) kelebihan dari pembelajaran
kooperatif sinergi yang ditingkatkan dalam bentuk kerja sama akan meningkatkan
motivasi yang jauh lebih besar daripada lingkungan kompetitif individual.
Anggot-anggota kelompok kooperatif dapat
saling belajar satu sama yang lainnya.
Dari
ketiga penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu adanya pengaruh
signifikan dari pengguna model pembelajaran terhadap peningkatan prestasi
belajar siswa khususnya mata pelajaran Matematika, Olehkarena itu peneliti
ingin melihat apakah kesimpulan tersebut berlaku juga pada penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif sebagai upaya meningkatkan kemampuan penalaran siswa
dalam pembelajaran Matematika. Model pembelajaran kooperatif yang digunakan
pada penelitian ini adalah Pembelajaran Kooperatif
B. Pembelajaran Kooperatif
Kooperatif adalah salah satu model
pembelajaran dengan siteks: pengarahan,
buat kelompok heterogen ( 4-5 orang ),
diskusikan bahan belajaran-LKS-modul
secara kolaboratif, sajian-presentasi kelompok sehingga menjadi diskusi kelas,
kuis individual dan buat skor perkembangan setiap siswa atau kelompok, umumkan
rekor tim dan individual dan berikan reward.Siswa dikelompokkan secara
hiterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti.
Langkah-langkah :
1. Guru
membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara hiterogen ( campuran
menurut prestasi,jenis kelamin, suku, dan lain-lain.
2. Guru
menyajikan pelajaran/menyampaikan informasi materi.
3. Guru
memberi tugas ( LKS ) kepada kelompok
untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang sudah
memahami diharapkan menjelaskan kepada anggota lain sampai semua anggota dalam kelompok itu menngerti
4. Kelompok
melaporkan hasil kerja ( presentasi ) secara bergiliran dan kelompok lain
menanggapi.
5. Guru
menyimpulkan hasil kerja kelompok.
6. Guru
memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak
boleh saling membantu.
7. Memberi evaluasi
8. Penutup
Kelebihan Pembelajaran Model Kooperatif :
1. Seluruh
siswa menjadi lebih siap
2. Melatih
kerja sama dengan baik
Kekurangan Model Kooperatif :
1, Anggota
kelompok yang mengalami kesulitan
akan semakin pasif
2. Sulit membedakan siswa yang benar-benar mengerti
dan yang kurang mengerti.
C, Hakekat Matematika
Pengertian
Matematika
Matematika
adalah ilmu deduktif, aksiomatif, formal, hirarkis, abstrak, bahasa simbul yang
padat arti dan semacamnya sehingga para ahli Matematika dapat mengembangkan
sebuah sistem matematika. Matematika merupakan sebuah sistem deduktif telah
mampu mengembangkan model-model. Manfaat lain dari matematika dapat membentuk
pola pikir orang yang mempelajarinya menjadi pola pikir matematis yang
sistimatis, logis, kritis dan penuh kecermatan. Para ahli seperti Peaget,
Bruner, brownell, Dienes percaya bahwa jika kita akan memberikan pelajaran
tentang sesuatu kepada anak didik maka kita harus memppperhatikan tingkat
perkembangan pikir anak. Anak usia SD umumnya berada pada tahap berpikir
operasional kongkrit namun tidak menutup kemungkinan mereka masih berada tahap pra operasional.
Jadi pada dasarnya agar pelajaran Matematika SD itu dapat dimengerti
oleh para siswa dengan baik maka seyogyanya mengajarkan suatu bahasan itu harus
diberikan kepada siswa yang sudah siap untuk dapat menerimanya.
D. Materi
yang dijadikan penelitian
Dalam hal ini materi materi yang dijadikan sebagai penelitian adalah
pada mata pelajaran Matematika tentang Pembulatan dan Penaksiran.
1. Pembulatan
Bilangan
-
Pembulatan bilangan pada satuan terdekat
1, 8 dibulatkan menjadi 2
1,4 dibulatkan menjadi 1
- Pembulatan bilangan pada puluhan
terdekat
52
dibulatkan menjadi 50
167 dibulatkan menjadi 170
- Pembulatan bilangan pada ratusan
terdekat
425 dibulatkan menjadi 400
175 dibulatkan menjadi 200
Cara pembulatannya adalah :
l Jika angka
tersebut kurang dari 5 ( 1,2,3,4 ) maka bilangan dibulatkan ke bawah (
dihilangkan ) .
l Jika angka
tersebut paling kecil 5 ( 5, 6, 7, 8, 9 ) maka dibulatkan ke atas ( satuan
ditambah ).
2. Menaksir Hasil Operasi Hitung Dua
Bilangan
Contoh : 22
X 58
-
Taksiran tinggi 30 X 60 =
1.800
-
Taksiran rendah 20 X
50 = 1.000
-
Taksiran yang baik 20 X
60 = 1.200
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat,
dan Waktu Penelitian
1. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini
yang menjadi subjek adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Makarti Mulya yang
berjumlah 20 orang siswa, yang
terdiri dari 12 orang laki-laki dan
8 orang anak perempuan.
2 Tempat Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di SD Negeri 1 Makarti Mulya
Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir. Penulis memilih tempat ini
karena penulis sebagai guru yang mengajar di SD tersebut, sehingga memudahkan
berinteraksi dengan sekolah.
3. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan
penelitian yang dilaksanakan di kelas IV
SD Negeri 1 Makarti Mulya dari tanggal 12 Oktober 2015 sampai tanggal 15 Nopember 2015, pada semester 1 tahun pelajaran 2015 / 2016. Dengan jadwal
sebagai berikut :
No
|
Siklus
|
Materi Pokok
|
Tanggal
|
1
|
Pertama
|
Pembulatan ke dalam Puluhan, Ratusan, dan Ribuan
Terdekat
|
19 -10-2015
|
2
|
Kedua
|
Pembulatan untuk Taksiran Tinggi, Rendah, dan
Taksiran yang Baik pada Perkalian
|
3 -11-2015
|
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Perbaikan Pembelajaran ini dilaksanakan
melalui Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang berlangsung dalam dua siklus.
Dalam pelaksanaanya bekerja sama dengan teman sejawat. Setiap siklus terdiri
dari 4 tahap kegiatan yaitu :
a.
Perencanaan
b.
Pelaksanaan
c.
Observasi
d.
Refleksi
Model atau tindakan
yang digunakan adalah sebagai berikut :
Observasi awal
|
|
|
|
|
|
|
|
1. Siklus
Pertama
a.
Perencanaan
Pada tahap ini rencana tindakan yang disusun
antara lain :
1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran
2. Menyiapkan media yang sesuai dengan materi pelajaran
3. Mnyiapkan Lembar Kerja Siswa ( LKS ).
4. Menyiapkan pedoman observasi untuk melihat pelaksanaan
pembelajaran
dan keaktifan siswa.
5. Menyiapkan alat evaluasi.
b.
Pelaksanaan
Kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus
pertama akan dilaksanakan pada tanggal 19
Oktober 2015 dari pukul 07.30 – 08.05 dengan materi pembelajaran “Pembulatan Bilangan ke dalam Puluhan, Ratusan,
dan ribuan Terdekat” Kegiatan perbaikan pembelajaran diamati oleh teman sejawa yaitu Bapak Widodo,S.Pd.SD. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
dimulai dari pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan Kooperatif , yang
dilaksanakan dalam dua siklus. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara
lain :
1. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang
masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
2. Guru
menyajikan pelajaran / menyampaikan materi pelajaran disertai dengan contoh
3. Guru
memberi tugas ( LKS ) kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok.
4. Guru akan membimbing siswa
dalam kerja kelompok sambil melakukn observasi.
5. Perwakilan
kelompok diminta untuk melaporkan hasil kerja secara bergiliran, dan kelompok
lain menanggapinya.
6. Guru
menyimpulkan hasik kerja kelompok.
7. Guru memberi
kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa.
8. Guru
memberikan evaluasi
9. Penutup.
c. Observasi
Observasi yang
dimaksud pada tahap ini adalah pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran dan
hasil perbaikan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan alat
evaluasi yang dibuat. Pengamatan dilakukan oleh seorang pengamat ( obsever )
yaitu Bapak Widodo,S.Pd.SD yang merupakan
salah satu guru di SD Negeri 1 Makarti Mulya. Hasil pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran dan hasil perbaikan pembelajaran ini tersaji dalam
lampiran.
d. Evaluasi dan Refleksi
Pada tahap ini
peneliti bersama pengamat melakukan diskusi mengenai hasil observasi yang
dilakukan oleh teman sejawat tentang hasil belajar siswa. Dari hasil diskusi
tersebut digunakan sebagai acuan pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran
berikutnya.
2. Siklus
Kedua ( II )
a. Perencanaan
Untuk
siklus kedua ini, rencana tindakan dalam rangka meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Matematika dengan pendekatan Kooperatif . Kegiatan
yang direncanakan itu sebagai berikut :
1.Membuat rencana
perbaikan pembelajaran II dengan Materi
Pembelajaran Pembulatan untuk
Taksiran Tinggi, Rendah, dan Taksiran Baik pada Penaksiran.
2. Menyiapkan media
alat peraga diagram panah yang ditulis pada kertas karton.
3. Menyiapkan pedoman observasi.
4. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa ( LKS ).
5. Menyiapkan alat evaluasi.
b. Pelaksanaan
Kegiatan
pembelajaran pada siklus kedua dilaksanakan akan dilaksanakan pada tanggal 3 Nopember 2015 dari pukul 07.30 – 08.35 dengan materi
pembelajaran Pembulatan untuk
Taksiran Tinggi, Rendah dan Taksiran yang baik pada Perkalian. Kegiatan yang
dilakukan pada tahap ini antara lain :
1.Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok yang
masing-masing kelompok terdiri
dari 4-5 siswa.
2. Menjelaskan tentang materi pembelajaran dengan
meberikan contoh Penaksiran Tinggi,
Rendah, dan Penaksiran Terbaik pada pdengan menggunakan peragaan perkalian
bilangan puluhan.
3. Guru memberi tugas ( LKS ) kepada kelopok untuk
dikerjakan oleh anggota kelompok melalui diskusi kelompok.
4. Guru akan membimbing siswa dalam
kerja kelompok sambil observasi
5. Perwakilan
kelompok melaporkan hasil kerja (presentasi) secara bergiliran.
6. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya atau
menjawab pertanyaan guru.
7. Menanggapi atau menjawab pertanyaan yang diajukan
siswa.
8. Melakukan observasi terhadap hasil belajar siswa.
9. Melakukan evaluasi terhadap hasil belajar.
c. Observasi / Pengamatan
Pada siklus kedua ini, observasi yang dilakukan adalah sama dengan
opservasi pada siklus pertama.
Observasi yang dimaksud adalah
pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran dan hasil perbaikan pembelajaran
dengan menggunakan lembar obsevasi dan alat evaluasi Yang telah dibuat.
Pengamatan atau observasi dilakukan oleh teman sejawat yaitu Bapak Widodo,S.Pd.SD yang merupakan salah satu staf pengajar di
SD Negeri 1 Makarti Mulya.
Hasil pengamatan
terhadap pelaksanaan pembelajaran dan hasil perbaikan pembelajaran ini tersaji
pada lampiran.
d. Evaluasi dan Refleksi
Pada tahap evaluasi dan refleksi di sini
Peneliti bersama Pengamat (teman sejawat) mendiskusikan mengenai temuan hasil
belajar siswa pada perbaikan pembelajaran siklus II.
C. Tehnih
Analisis Data
Dari
data yang sudah di kumpulkan akan disusun kedalam tabel dengan langkah sebagai
berikut :
1)
Menentukan Rentang
2)
Menentukan banyak kelas
Dari
langkah di atas tabel yang terjadi adalah :
Tabel
Distribusi Frekuensi Hasil Perbaikan Pembelajaran Matematika
No
|
Nilai Data
|
Frekuensi Relatif ( % )
|
|
|
|
|
Jumalah
|
100 %
|
Tabel Observasi
terhadap Guru dengan Model Kooperatif
No
|
Tahap
|
Indikator
|
Observer
|
|
Ada
|
Tidak
|
|||
1
|
Awal
|
1.Melkukan aktivitas rotin di awal tatap
muka
2.Menjelaskan tujuan pembelajaran
3.Melakukan aperspsi untuk menyegarkan
ingatan siswa.
4.Memberikan motivasi kepada siswa
5.Melakukan pre-test.
6.Mengembangkan pengetahuan awal
|
|
|
2
|
Inti
|
1.Menjelaskan metode pembelajaran
Kooperatif
2.Membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
3.Membagikan tugas belajar kepada
masing-masing kelompok
4.Mengawasi jalannya proses belajar
masing-masing kelompok
5.Memberikan penilaian dan
penghargaan kepada kelompok yang
mempunyai skor tertinggi
|
|
|
3
|
Akhir
|
1.Membagi post test
2.Melakukan
refleksi dan menyimpulkanmateri
3.Melakukan
aktifitas rotin pada akhir tatap muka
|
|
|
Kriteria penilaian dalam %
80 -100 (sangat baik )
60 – 79 ( baik )
40 – 59 ( cukup )
10 -39 ( kurang )
0 – 19 ( sangat kurang )
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Siklus Pertama
a.
Perencanaan
Pada tahap ini disusun tindakan dalam
rangka meningkatkan hasil belajar siswa Pada mata pelajaran Matematika Kelas
IV SD Negeri 1 Makarti Mulya dengan
pendekatan Model Kooperatif yang direncanakan dalam dua siklus. Rencana
tindakan yang disusun antara lain :
1) Membuat rencana perbaikan
pembelajaran pada tanggal 17 Oktober 2015. halini merupakan
kesepakatan teman sejawat ( supervisor II ) dan persetujuan dari Kepala
Sekolah.
2) Menyiapkan media pembelajaran yaitu berupa cara menaksir yang ditulis pada kertas karton.
3) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa ( LKS ) sebanyak 5 lembar sesuai dengan
jumlah kelompok.
4) Menyiapkan pedoman observasi untuk melihat pelaksanaan pembelajaran
dan keaktifan siswa.
5) Menyiapkan alat evaluasi
b. Pelaksanaan
Kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan
pada tanggal 19 Oktober 2015 dari pukul 07.30 –
08.05 dengan materi “Pembulatan
Bilangan pada Satuan, Puluhan, dan Ratusan Terdekat”. Kegiatan
perbaikan pembelajaran diamati oleh teman sejawt (Supervisor II) yaitu Bapak Widodo,S.Pd.SD. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
dimulai dari pelaksanaan pembelajran menggunakan pendekatan Model Kooperatif,
yang dilaksanakan dalam dua siklus. Kegiatan yang dilakukan pada tahan ini
antara lain :
1) Guru membagi siswa menjadi 4
kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa.
2) Guru menyajikan materi
pelajaran / menyampaikan materi pelajaran disertai dengan contoh.
Gambar 1. ( 1 )
Guru
sedang menjelaskan materi pelajaran Matematika tentang pembulatan pada satuan, puluhan, dan ratusan
terdekat dengan diagram anak panah yang ditulis pada
kertas karton, untuk memotifasi anak agar aktif belajar. Namun demikian masih
ada siswa yang kurang aktif mengikuti pelajaran. Sehingga sewaktu diberi soal
latihan siswa tersebut tidak bisa mengerjakan.
3) Guru memberi tugas ( LKS )
kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang sudah
mengerti menjelaskan kepada anggota lainnya yang belum mengerti.
Gambar 1. ( 2 )
4) Guru membimbing siswa dalam kerja kelompok.
Gambar 1. ( 3 )
Guru memberikan bimbingan
kepada salah satu kelompok yang belum jelas tentang LKS.
5) Perwakilan kelompok melaporkan
hasil kerja secara bergiliran, dan kelompok lain menanggapinya
Gambar 1 ( 4 )
Bella Ardania perwakilan dari salah satu kelompok sedang
melaporkan hasil kerja kelompok
6) Guru menyimpulkan hasil kerja kelompok
7) Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa.
8) Guru meberikan evaluasi.
9) Penutup.
c. Observasi
Observasi pada tahap ini adalah pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dan hasil perbaikan pembelajaran dengan menggunakan lembar
evaluasi dan alat evaluasi. Pengamatan dilakukan oleh seorang pengamat yaitu
Bapak Widodo,S.Pd.SD yang merupakan
salah satu guru Kelas V B SD Negeri Makarti Mulya. Hasil pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran dan hasil perbaikan pembelajaran adalah sebagai
berikut :
HASIL PERBAIKAN
BELAJAR SIKLUS I
SISWA KELAS IV A
SDN 1 MAKARTI MULYA
DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL KOOPERATIF
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
KKM 70
|
|
Tuntas
|
Tidak Tuntas
|
|||
1
|
Yulia Dwi ryani
|
80
|
√
|
|
2
|
Sugiarto
|
60
|
|
√
|
3
|
Bayu Prasetyo
|
60
|
|
|
4
|
Dwi Ardiansyah
|
70
|
√
|
|
5
|
Dian Ayu Larasati
|
70
|
√
|
|
6
|
Dea Yeyen Veronika
|
80
|
√
|
|
7
|
Erna Nova Pratama
|
70
|
√
|
|
8
|
Ahmad Sarjani
|
60
|
|
√
|
9
|
Dwi Ayu Ningtyas
|
80
|
√
|
|
10
|
Azzam Fitrah Syawal
|
90
|
√
|
|
11
|
M. Ramanda Pasha
|
80
|
√
|
|
12
|
Siti Wulan Martiani
|
60
|
|
√
|
13
|
Dedi Harianto
|
60
|
|
√
|
14
|
Yuda Yuliansyah
|
50
|
|
√
|
15
|
Diki Ahmad Ramanda
|
70
|
√
|
|
16
|
Bella Ardania
|
100
|
√
|
|
17
|
Reza Pahlevi Putra
|
80
|
√
|
|
18
|
Hasyim Desta Prasetyo
|
70
|
√
|
|
19
|
Vera Clarisa
|
60
|
|
√
|
20
|
Riki Dian Prayitno
|
50
|
|
√
|
|
Nilai
≥ 70 ( KKM )
|
|
12
|
8
|
|
Prosentasi
Ketuntasan
|
|
60 %
|
40 %
|
Mahasiswa
RASTUN
NIM.822221548
Dari data hasil
belajar siswa di atas dapat disajikan dalam bentuk tabel frekuensi seperti di bawah ini :
Tabel Frekuensi
Hasil Belajar Siswa Kelas IV A SDN 1 Makarti Mulya
Dalam Perbaikan
Pembelajaran Matematika I
No
|
Nilai Data
|
Frekuensi
|
Frekuensi Relatif ( % )
|
1.
2.
|
40 -69
70 - 100
|
8
12
|
40 %
60 %
|
|
Jumalah
|
20
|
100 %
|
Keterangan :
KKM 70
Tabel Observasi
terhadap Guru Pada Perbaikan Pembelajaran I dengan Model Kooperatif
No
|
Tahap
|
Indikator
|
Observer
|
|
Ada
|
Tidak
|
|||
1
|
Awal
|
1.Melkukan aktivitas rotin di awal
tatap muka
2.Menjelaskan tujuan pembelajaran
3.Melakukan aperspsi untuk
menyegarkan ingatan siswa.
4.Memberikan motivasi kepada siswa
5.Melakukan pre-test.
6.Mengembangkan pengetahuan awal
|
√
√
√
√
√
|
√
|
2
|
Inti
|
1.Menjelaskan metode pembelajaran
Model Kooperatif
2.Membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
3.Membagikan tugas belajar kepada
masing-masing kelompok
4.Mengawasi jalannya proses belajar
masing-masing kelompok
5.Memberikan penilaian dan
penghargaan kepada kelompok yang
mempunyai skor tertinggi
|
√
√
|
√
|
3
|
Akhir
|
1.Membagi post test
2.Melakukan
refleksi dan menyimpulkan materi
3.Melakukan
aktifitas rotin pada akhir tatap muka
|
√
√
|
√
|
Kriteria penilaian dalam %
80 -100 (sangat baik )
60 – 79 ( baik )
40 – 59 ( cukup )
10 -39 ( kurang )
0 – 19 ( sangat kurang )
Hasil
data observasi yang mana tiap item dikalikan
dengan 2 poin maka jumlah skor yang diperoleh adalah 9 X 2 = 18, skor maksimal 28. Berdasarkan hasil
data observasi pengamat pada tabel di atas jumlah skor yang diperoleh adalah :
18/28 X
100 % = 64 % hal ini dapat diartikan
berdasarkan hasil observasi pengamat taraf keberhasilan kegiatan guru termasuk
dalam kategori baik.
Makarti Mulya, 19 Oktober 2015
Supervisor 2
WIDODO,S.Pd.SD
NIP.196505121992111001
d. Refleksi
Berdasarkan
hasil observasi dan diskusi dengan teman sejawat terhadap proses pembelajaran dan hasil pembelajaran pada
siklus 1 didapatkan temuan bahwa pembelajaran pada siklus 1 mengalami
peningkatan dibanding dengan hasil belajar sebelumnya atau pra siklus. Tetapi
belum maksimal seperti yang diharapkan. Karena dari 20 siswa yang menjadi objek penelitian menunjukkan
hasil seperti dalam tabel di bawah ini :
No
|
Jml. Siswa
|
≥ KKM 70
|
%
|
< 70
|
%
|
1
|
20
|
12
|
60 %
|
8
|
40 %
|
Dalam
pembelajaran Matematika banyak siswa
yang kurang aktif dalam belajar. Hal ini terlihat kurangnya kerja sama antara
anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas yang ada di LKS. Berdasarkan hasil analisis pada refleksi, maka dapat digunakan
sebagai acuan untuk merencanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II.
2. Siklus Kedua ( II )
a.
Perencanaan
Untuk
siklus kedua ini, rencana tindakan dalam rangka meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Matematika
dengan pendekatan Kooperatif . Kegiatan yang direncanakan itu sebagai berikut :
1,Membuat rencana perbaikan pembelajaran II
dengan Materi Pembelajaran Penaksiran atas, Penaksiran bawah, dan Penaksiran terbaik. Pembuatan RPP
II ini pada tanggal 1 Nopember 2015
2, Menyiapkan media alat peraga penaksiran yang ditulis pada
kertas karton.
3, Menyiapkan pedoman observasi.
4, Menyiapkan Lembar Kerja Siswa ( LKS ).
5, Menyiapkan alat evaluasi.
b. Pelaksanaan
Kegiatan
pembelajaran pada siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 3 Nopember 2015 dari pukul 07.30 –
08.35 dengan materi pembelajaran Penaksiran bilangan yaitu Penaksiran atas,
Penaksiran bawah, dan Penaksiran terbaik. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara
lain :
1) guru membagi kelas menjadi 4 kelompok yang
masing-masing kelompok terdiri
dari 5 siswa.
2) Menjelaskan tentang materi pembelajaran dengan meberikan contoh menaksir perkalian dua
bilangan dengan menggunakan alat peraga.
Gambar 2. ( 1 )
Guru menjelaskan cara menaksirkan dengan menggunakan alat peraga
3, Guru memberi tugas ( LKS ) kepada kelopok untuk dikerjakan oleh
anggota kelompok melalui diskusi kelompok.
Gambar 2. ( 2 )
Guru
membagikan lembar LKS Kepada setiap kelompok
4, Guru
membimbing siswa dalam kerja kelompok sambil observasi
Gambar 2. ( 3 )
Guru memberikan bimbingan
kepada kelompok yang anggotanya belum terlibat aktif dalam kerja kelompok.
5, Perwakilan kelompok melaporkan
hasil kerja (presentasi) secara bergiliran.
Gambar 2. ( 4 )
Ahmad Sarjani perwkilan dari salah satu kelompok
melaporkan hasil kerjakelompok
6,Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya atau menjawab pertanyaan
guru.
Gambar 2. ( 5 )
Anak
berebut menjawab pertanyaan guru
7, Menanggapi atau menjawab pertanyaan yang diajukan siswa.
8, Melakukan observasi terhadap hasil belajar siswa.
9, Melakukan evaluasi terhadap hasil belajar.
c. Observasi
Observasi pada tahap ini adalah pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dan hasil perbaikan pembelajaran II dengan menggunakan lembar
evaluasi dan alat evaluasi. Pengamatan dilakukan oleh seorang pengamat yaitu
Bapak Widodo,S.Pd.SD salah satu guru yang mengajar di SD Negeri 1
Makarti Mulya. Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran dan hasil
perbaikan pembelajaran dapat dilihat seperti tabel di bawah ini :
HASIL PERBAIKAN
BELAJAR SIKLUS II
SISWA KELAS IV SDN 1
MAKARTI MULYA
DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL KOOPERATIF
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
KKM 70
|
|
Tuntas
|
Tidak Tuntas
|
|||
1
|
Yulia Dwi ryani
|
90
|
√
|
|
2
|
Sugiarto
|
70
|
√
|
|
3
|
Bayu Prasetyo
|
80
|
√
|
|
4
|
Dwi Ardiansyah
|
80
|
√
|
|
5
|
Dian Ayu Larasati
|
80
|
√
|
|
6
|
Dea Yeyen Veronika
|
80
|
√
|
|
7
|
Erna Nova Pratama
|
70
|
√
|
|
8
|
Ahmad Sarjani
|
80
|
√
|
|
9
|
Dwi Ayu Ningtyas
|
100
|
√
|
|
10
|
Azzam Fitrah Syawal
|
80
|
√
|
|
11
|
M. Ramanda Pasha
|
90
|
√
|
|
12
|
Siti Wulan Martiani
|
80
|
√
|
|
13
|
Dedi Harianto
|
80
|
√
|
|
14
|
Yuda Yuliansyah
|
60
|
|
√
|
15
|
Diki Ahmad Ramanda
|
90
|
√
|
|
16
|
Bella Ardania
|
100
|
√
|
|
17
|
Reza Pahlevi Putra
|
80
|
√
|
|
18
|
Hasyim Desta Prasetyo
|
80
|
√
|
|
19
|
Vera Clarisa
|
70
|
√
|
|
20
|
Riki Dian Prayitno
|
60
|
|
√
|
|
Nilai
≥ 70 ( KKM )
|
|
18
|
2
|
|
Prosentasi
Ketuntasan
|
|
90 %
|
10 %
|
Makarti Mulya, 3 Nopember 2015
Mahasiswa
RASTUN
NIM.825925788
Dari data hasil belajar siswa di atas dapat
disajikan dalam bentuk tabel frekuensi seperti di bawah ini :
Tabel Frekuensi
Hasil Belajar Siswa Kelas IV A SDN 1 Makarti Mulya
Dalam Perbaikan
Pembelajaran Matematika II
No
|
Nilai Data
|
Frekuensi
|
Frekuensi Relatif ( % )
|
1.
2.
|
40 -69
70 - 100
|
2
18
|
10 %
90 %
|
|
Jumalah
|
20
|
100 %
|
Keterangan :
KKM 70
Tabel Observasi
terhadap Guru Pada Perbaikan Pembelajaran II dengan Model Kooperatif
No
|
Tahap
|
Indikator
|
Observer
|
|
Ada
|
Tidak
|
|||
1
|
Awal
|
1.Melkukan aktivitas rotin di awal
tatap muka
2.Menjelaskan tujuan pembelajaran
3.Melakukan aperspsi untuk
menyegarkan ingatan siswa.
4.Memberikan motivasi kepada siswa
5.Melakukan pre-test.
6.Mengembangkan pengetahuan awal
|
√
√
√
√
√
|
√
|
2
|
Inti
|
1.Menjelaskan metode pembelajaran
tipe STAD
2.Membagi siswa menjadi beberapa
kelompok
3.Membagikan tugas belajar kepada
masing-masing kelompok
4.Mengawasi jalannya proses belajar
masing-masing kelompok
5.Memberikan penilaian dan
penghargaan kepada kelompok yang
mempunyai skor tertinggi
|
√
√
√
√
√
|
|
3
|
Akhir
|
1.Membagi post test
2.Melakukan
refleksi dan menyimpulkan materi
3.Melakukan
aktifitas rotin pada akhir tatap muka
|
√
√
|
√
|
Kriteria penilaian dalam %
80 -100 (sangat baik )
60 – 79 ( baik )
40 – 59 ( cukup )
10 -39 ( kurang )
0 – 19 ( sangat kurang )
Hasil
data observasi yang manatiap item dikalikan dengan 2 poin maka jumlah skor yang
diperoleh adalah 24, dimana masing-masing skor maksimal 28. Berdasarkan hasil
data observasi pengamat pada tabel di atas jumlah skor yang diperoleh adalah :
24/28 X 100 %
= 85,71 % hal ini dapat diartikan berdasarkan hasil
observasi pengamat taraf keberhasilan kegiatan guru termasuk dalam kategori
sangat baik.
Makarti
Mulya, 3
Nopember 2015
Supervisor 2
WIDODO,S.Pd.SD
NIP.196505121992111001
d. Refleksi
Berdasarkan
hasil observasi dan diskusi dengan teman sejawat selaku supervisor II terhadap
proses pembelajaran dan hasil belajar siswa pada siklus II mengalami
peningkatan dibanding dengan hasil belajar pada siklus I. Hasil nilai secara
global sebagai berikut :
No
|
Jml. Siswa
|
≥ KKM 70
|
%
|
< 70
|
%
|
1
|
20
|
18
|
90 %
|
8
|
10 %
|
Berdasakan hasil tersebut di atas maka guru tidak perlu
melakukan perbaikan pembelajaran lagi untuk materi Kelipatan Persekutuan
Terkecil. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan pembelajaran di siklus II
dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I.
B.
Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Menurut hasil evaluasi belajar siswa
pada pembelajaran Matematika tentang Penaksiran Bilangan di kelas IV sebelum perbaikan pembelajaran terlihat siswa
yang memperoleh nilai 70 ( KKM ) hanya
10 siswa atau 41,7 % dari jumlah siswa, artinya yang terlibat aktif dalam
pembelajaran hanya 41,7 %. Hal ini menunjukka bahwa aktivitas belajar dan hasil
belajar siswa kurang memuaskan dan belum memenuhi target yang diharapkan.
Dari hasil observasi dan refleksi
terhadap pembelajaran yang telah dilakukan kemudian didiskusikan dengan teman
sejawat diperoleh temuan antara lain bahwa penjelasan guru tidak disertai
dengan kegiatan siswa, sehingga sebagian siswa kurang dalam menerima materi.
Hal ini kemuhgkian dikarenakan dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan
satu arah, dan kurang melibatkan aktivitas dan mental siswa secara optimal.
Maka dari itu dilakukan upaya perbaikan pembelajaran dengan Model Pembelajaran
Kooperatif .
Proses pembelajaran berikutnya dilakukan
melalui Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanaka dalam 2 siklus.
Hasil observasi dari hasil belajar
siswa pada siklus I menunjukkan adanya kenaikan dibandingkan dengan hasil
belajar siswa sebelum proses perbaikan pembelajaran. Siswa yang terlibat aktif
dalam pembelajaran pada siklus ! menjadi 12 orang atau 60 % dari jumlah keseluruhan siswa, atau sebanyak 12 siswa yang
mendapatkan nilai 70 ( KKM ). Walaupun telah menunjukkan adanya
peningkatan aktivitas belajar maupun hasil belajar siswa, tetapi pembelajaran
belum dapat dikatakan berhasil, atau pembelajaran belum sesuai dengan apa yang
diharapkan.
Hasil observasi dan revleksi
terhadap pembelajaran pada siklus I diperoleh temuan bahwa dalam pembelajaran
Matematika banyak siswa yang kurang aktif dalam belajar. Hal ini terlihat
kurangnya kerja sama antara anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas yang ada
di LKS. Untuk itu diperlukan adanya pembagian tugas yang jelas, sehingga
inisiatif untuk menyelesaikan tugas kelompok dapat terselesaikan secara
bersama-sama. Untuk itu maka diupayakan perbaikan pembelajaran pada siklus II
dengan pendekatan Model Pembelajaran Kooperatif
dengan pembagian tugas kelompok yang jelas.
Perbaikan pembelajaran pada siklus
II dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif , dengan pembagian kelompok
yang lebih jelas, hasilnya lebih baik dibanding dengan siklus I. Upaya ini
membawa dampak peningkatan pada aktivitas belajar maupun hasil belajara siswa
jika dibandingkan dengan hasil belajar yang diperoleh pada siklus I. Pada
siklus II menunjukkan jumlah siswa yang terlibat aktif dinyatakan lebih
signivikan dengan hasil sebanyak 18 siswa atau 90 % siswa yang memperoleh nilai 70 ( KKM ). Dengan
menggunakan tindakan ini terlihat bahwa sebagian besar siswa yaitu 91,2 % terlibat
aktif dalam pembelajaran dan hanya 2 orang ( 10 % ) siswa yang pasif dalam pembelajran.
Berdasarkan hasil yang diperoleh
pada siklus I dan siklus II terlihat adanya peningkatan sehingga proses
perbaikan pembelajaran pada materi Matematika siswa kelas IV SD Negeri 1 Makarti Mulya dapat tercapai
sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu meningkatakan hasil belajar dengan
menggunakan pendekatan Model Pembelajaran Kooperatif . Peningkatan aktivitas
belajar siswa tersaji dalam tabel di bawah ini :
Tabel 2
AKTIVITAS BELAJAR
SISWA KELAS IV A DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF
No
|
Keterlibatan
siswa dalam pembelajaran
|
Pra Siklus
|
Siklus I
|
Siklus II
|
|||
Jumlah siswa
|
Prosen
tase
|
Jumlah Siswa
|
Prosen tase
|
Jumlah Siswa
|
Prosen
tase
|
||
1
|
Terlibat aktif
|
10
|
50 %
|
12
|
60 %
|
18
|
90%
|
2
|
Terlibat pasif
|
7
|
35 %
|
5
|
25 %
|
2
|
10%
|
3
|
Tidak terlibat
|
3
|
15 %
|
3
|
15 %
|
-
|
-
|
|
Jumlah
|
20
|
100 %
|
20
|
100 %
|
20
|
100 %
|
Keterangan :
1) Terlibat aktif artinya siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh, terlibat
aktif dalam kerja kelompok, bertanta, maupun menjawab pertanyaan dengan benar
2) Terlibat pasif artinya siswa
memperhatikan dengan sungguh-sungguh teribat dalam kerja kelompok tetapi tidak
aktif untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan.
3) Tidak terlibat artinya siswa
duduk diam saja, dalam kerja kelompok hanya menonton, dan tidak mau menjawab
pertanyaan apalagi bertanya.
Dari hasil
pengamatan terhadap upaya perbaikan pembelajaran pada siklus I dan siklus II
menerangkan bahwa menggunakan pembelajaran Kooperatif Pada Matematika tentang Penaksiran dan
Pembulatan pada siswa Kelas IV SD Negeri 1 Makarti Mulya cukup efektif untuk
meningkatkan hasil belajar. Selama kegiatan perbaikan pembelajaran berlangsung terlihat bahwa siswa
termotivasi dan bersemangatuntuk belajar. Terutama saat guru membagikan lembar
LKS kepada setiap kelompok untuk kerja kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa
siswa bersikap posistif terhadap pembelajaran dengan menggunakan Model
Kooperatif .
Hasil evaluasi yang
dilakukan oleh guru sebelum perbaikan pembelajaran dan pada setiap siklus
pembelajaran tersaji pada tabel hasil belajar siswa sebagai berikut :
Tabel I
HASIL BELAJAR SISWA
KELAS IV A
DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL KOOPERATIF
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
||
Pra siklus
|
Siklus I
|
Siklus II
|
||
1
|
Yulia Dwi ryani
|
60
|
80
|
90
|
2
|
Sugiarto
|
60
|
60
|
70
|
3
|
Bayu Prasetyo
|
60
|
60
|
80
|
4
|
Dwi Ardiansyah
|
60
|
70
|
80
|
5
|
Dian Ayu Larasati
|
60
|
70
|
80
|
6
|
Dea Yeyen Veronika
|
50
|
80
|
80
|
7
|
Erna Nova Pratama
|
60
|
70
|
70
|
8
|
Ahmad Sarjani
|
70
|
60
|
80
|
9
|
Dwi Ayu Ningtyas
|
70
|
80
|
100
|
10
|
Azzam Fitrah Syawal
|
70
|
90
|
80
|
11
|
M. Ramanda Pasha
|
60
|
80
|
90
|
12
|
Siti Wulan Martiani
|
50
|
60
|
80
|
13
|
Dedi Harianto
|
60
|
60
|
80
|
14
|
Yuda Yuliansyah
|
50
|
50
|
60
|
15
|
Diki Ahmad Ramanda
|
70
|
70
|
90
|
16
|
Bella Ardania
|
90
|
100
|
100
|
17
|
Reza Pahlevi Putra
|
60
|
80
|
80
|
18
|
Hasyim Desta Prasetyo
|
70
|
70
|
80
|
19
|
Vera Clarisa
|
50
|
60
|
70
|
20
|
Riki Dian Prayitno
|
50
|
50
|
60
|
|
Nilai 70 ( KKM )
|
6
|
12
|
18
|
|
Prosentase
Ketuntasan
|
30 %
|
60 %
|
90 %
|
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa
hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Matematika menunjukkan adanya
peningkatan dari satu siklus pembelajaran ke siklus berikutnya, keadaan sebelum
proses berbaikan pembelajaran siswa yang terlibat aktif dan mendapatkan nilai 70 ( KKM ) hanya 6 siswa atau hanya 30 % dari jumlah
seluruh Siswa. Sedangkan pada siklus I siswa yang terlibat aktif dan nilai
stndar KKM meningkat menjadi 12 siswa atau 60 %. Dari jumlah keseluruhan siswa. Pada putaran
siklus II keaktifan dan hasil belajar semakin meningkat yaitu sebanyak 18 siswa atau 90% dari keseluruhan siswa yaitu 20 siswa. Dengan
demikian pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini dapat dikategorikan
berhasil.
Berikut Tabel Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas
IV A sdn 1 Makarti Mulya dalam Pembelajaran Matematika
Nilai
|
Pra Siklus
|
Siklus I
|
Sklus II
|
|||
Frekuensi
|
Persen %
|
Frekuensi
|
Persen %
|
Frekuensi
|
Persen %
|
|
< 70
|
14
|
76
|
8
|
40
|
2
|
10
|
≥ 70
|
6
|
30
|
12
|
60
|
18
|
90
|
Jumlah
|
20
|
100
|
20
|
100
|
20
|
100
|
Dari data di atas dapat disimpulkan
bahwa frekuensi perolehan nilai ( KKM ) semakin lama semakin meningkat. Dari
hasil ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap terhadap materi
meningkat.
Dari hasil pengamatan terhadap
upaya perbaikan pembelajaran pada siklus I dan siklus II menerangkan bahwa
menggunakan pembelajaran Kooperatif Pada
Matematika tentang Pembulatan pada siswa Kelas dan Penaksiran IV SD Negeri 1
Makarti Mulya cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar. Selama kegiatan
perbaikan pembelajaran berlangsung
terlihat bahwa siswa termotivasi dan bersemangatuntuk belajar. Terutama saat
guru membagikan lembar LKS kepada setiap kelompok untuk kerja kelompok. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa bersikap posistif terhadap pembelajaran dengan
menggunakan Model Kooperatif
.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan melalui
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif pada
pembelajaran Matematika tentang Pembulatan dan Penaksiran di kelas IV SD Negeri 1 Makarti Mulya dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Hal ini terlihat :
1. Pada siklus I jumlah siswa
yang telah mencapai ketuntasan belajar dalah 12 orang ( 60 % ) dari seluruh siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
siklus I sudah ada peningkatan dibanding dengan hasil sebelum perbaikan
walaupun belum memenuhi target yang diharapkan.
2. Pada siklus II terjadi
peningkatan lagi terhadap hasil belajar siswa yaitu jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan belajar menjadi 18
siswa ( 90% ) dari jumlah
seluruh siswa yaitu 20
siswa.
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan kesimpulan di atas, untuk
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran ada beberapa hal
sebaiknya yang dilakukan oleh seorang guru antara lain :
1. Menggunakan model pembelajaran
yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang akan diajarkan.
2. Dalam proses pembelajaran guru
harus selalu melibatkan aktif siswa
3. Menggunakan Lembar Kerja Siswa
4. Menggunakan media atau alat peraga
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, (2009). Pemantapan
Kemampuan Profesional. Jakarta : Unifersitas Terbuka.
Arikunto, (2008 ). Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Ibrahim, H.M. 2000. Pembelajaran
Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.
Sarjuli dkk, (2001). Pembelajaran Matematika SD. Jakarta :
Unifersitas terbuka.
No comments:
Post a Comment