ILmu Kesehatan

Friday 20 November 2015

PKPMATEMATIKA UNIVERSITAS TERBUKA



CONTOH PKP UNIVERSITAS TERBUKA

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

                 Pendidikan Matematika merupakan salah satu pendidikan dari  kemampuan sains dan teknologi. Pemahaman terhadap Matematika merupakan pemahaman yang bersifat keahlian sampai kepada pemahaman yang bersifat apresiatif akan berhasil mengembangkan kemampuan sains dan teknologi yang cukup tinggi ( Buchori, 2001 : 120-121 ).
                               Proses pembelajaran membutuhkan metode yang tepat. Masalah penggunann metode Dapat menghambat tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan. Dampak lain adalah rendahnya kemampuan bernalar siswa dalam pembelajaran Matematika. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran siswa kurang dilibatkan dalam situasi optimal untuk belajar, pembelajaran cenderung berpusat pada guru, dan klasikal.
                  Dari beberapa model pembelajaran ada model pembelajaran yang menarik dandapat memicu peningkatan penalaran siswa, yaitu model pembelajaran kooperatif. Melalui diskusi Dalam pembelajaran kooperatif akan terjalin komunikasi dimana siswa saling berbagi ide atau pendapat. Strategi ini melibatkan seluruh siswa dalam pembelajaran sekaligus mengajarkan kepada orang lain ( Sarjuli dkk, 2001 : 160 ).

1.  Identivikasi Masalah
       Penelitian ini dilaksanakan dengan mempertimbangkan masalah-masalah yang ada di SD Negeri 1 Makarti Mulya khususnya kelas IV Mata Pelajaran Matematika. Beberapa masalah diantaranya :
a. Siswa menganggap pelajaran Matematika merupakan pelajaran yang sulit sehingga hasil belajar siswa masih rendah.
b Kemampuan siswa dalam mengali dan mambagi masih sulit

c. Siswa jenuh saat guru menjelaskan
d. Siswa jarang berdiskusi dalam memecahkan masalah
e. Perolehan hasil belajar Matematika pada materi pembelajaran Pembulatan dan Pengurangan masih belum tuntas dengan hasil tercantum pada tabel di bawah ini :
No
Jml. Siswa
≥ KKM 70
%
< KKM 70
%
1
20
6
30%
14
70%

2. Analisis Masalah
          Akar penyebab munculnya masalah adalah :
a. Guru sebagai fasilitator kurang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
b. Cenderung pembelajaran berpusat pada guru dan klasikal.
     c. Guru dalam penyampaian materi maupun tahap pelatihan kurang membimbing kerja kelompok atau diskusi.

3. Alternatif
          Dengan melihat akar penyebab munculnya masalah yang telah dipaparkan di atas penulis  mencoba melakukan penelitian terhadap siswa dengan mekanisme pembelajaran yaitu memerapkan Model Kooperatif Pelajaran Matematika tentang Penafsiran dan Pembulatan pada Kelas IV SDN 1 Makarti Mulya

B, Rumusan Masalah
                   Berdasarkan paparan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu :
- Apakah Penerapan Model Kooperatif  dapat meningkatkan hasil belajar Matematika tentang Penafsiran dan Pembulatan Bagi Siswa Kelas IV  SDN 1 Makarti Mulya?


C. Tujuan Penelitian
                        Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Matematika siswa Kelas IV setelah diterapkan Model Kooperatif Tipe STAD di SD Negeri 1 Makarti Mulya.

D. Manfaat Penelitian   
                         Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi siswa dapat meningkatkan hasil belajar pada pelajaran Matematika.
2. Bagi guru dapat menjadikan motivasi dalam pembelajaran karena guru akan mengubah paradigma strategi pembelajaran.
3. Bagi sekolah akan dapat dijadikan bahan perbandingan hasil belajar yang telah dicapai dengan menggunakan metode Kooperatif.
4. Bagi penulis mempraktikkan pengetahuan yang diperoleh melalui Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri 1 Makarti Mulya.
















BAB II
      KAJIAN PUSTAKA

A.  Hakekat Belajar
       Pengertian Belajar
                 Menurut Purwanto ( 1990 : 85 ) belajar adalah :
1, Suatu perubahan dalam tingkah laku dimana perubahanitu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapijuga ada kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang buruk.
2, Suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.
3, untuk disebut belajar maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang
          Menurut Sudjana ( 2000 : 28 ) belajar adalah :suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil dari suatu proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuannya, pemahamannya, dan lain-lain aspek yang ada pada diri individu.
           Berdasarkan pendapat  di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan kegiatan atau aktifitas yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang dilakukan karena suatu usaha sehingga menghasilkan perubahan tinhkah laku.             
                                                           
                      Dalam penelitian ini penulis mengacu pada penelitian yang relevan, beberapa, beberapa diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nur Aini (2003)  yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar pada Model Pembelajaran Kooperatif bila ditinjau dari perbedaan pengguna metode pembelajaran dan hasil belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif  lebih baik jika dibanding dengan pembelajaran konfensional. Sutomo (2001 : 147) bahwa untukmemungkinkan siswa bebas berfikir dan mandiri maka proses pembelajaran hendaknya tidak klasikal melainkan berbentuk belajar kooperatif dalam kelompok kecil. Menurut Joyce ( 2009 : 302 ) kelebihan dari pembelajaran kooperatif sinergi yang ditingkatkan dalam bentuk kerja sama akan meningkatkan motivasi yang jauh lebih besar daripada lingkungan kompetitif individual. Anggot-anggota kelompok  kooperatif dapat saling belajar satu sama yang lainnya.
    Dari ketiga penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu adanya pengaruh signifikan dari pengguna model pembelajaran terhadap peningkatan prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran Matematika, Olehkarena itu peneliti ingin melihat apakah kesimpulan tersebut berlaku juga pada penerapan Model Pembelajaran Kooperatif sebagai upaya meningkatkan kemampuan penalaran siswa dalam pembelajaran Matematika. Model pembelajaran kooperatif yang digunakan pada penelitian ini adalah Pembelajaran Kooperatif 

B. Pembelajaran Kooperatif
                     Kooperatif  adalah salah satu model pembelajaran  dengan siteks: pengarahan, buat kelompok heterogen ( 4-5  orang ), diskusikan bahan belajaran-LKS-modul secara kolaboratif, sajian-presentasi kelompok sehingga menjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan setiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward.Siswa dikelompokkan secara hiterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti.
Langkah-langkah :
     1. Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara hiterogen ( campuran menurut prestasi,jenis kelamin, suku, dan lain-lain.
2.   Guru menyajikan pelajaran/menyampaikan informasi materi.
3.    Guru memberi tugas (  LKS ) kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang  sudah memahami diharapkan menjelaskan kepada anggota lain sampai semua anggota dalam kelompok itu menngerti
4.    Kelompok melaporkan hasil kerja ( presentasi ) secara bergiliran dan kelompok lain menanggapi.
5.    Guru menyimpulkan hasil kerja kelompok.
6.    Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
7.    Memberi evaluasi
8.    Penutup
Kelebihan Pembelajaran Model Kooperatif :
1.    Seluruh siswa menjadi lebih siap
2.    Melatih kerja sama dengan baik

Kekurangan Model Kooperatif :
1,    Anggota kelompok yang mengalami kesulitan akan semakin pasif
2.    Sulit membedakan siswa yang benar-benar mengerti dan yang kurang mengerti.

C,  Hakekat Matematika
      Pengertian Matematika
            Matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatif, formal, hirarkis, abstrak, bahasa simbul yang padat arti dan semacamnya sehingga para ahli Matematika dapat mengembangkan sebuah sistem matematika. Matematika merupakan sebuah sistem deduktif telah mampu mengembangkan model-model. Manfaat lain dari matematika dapat membentuk pola pikir orang yang mempelajarinya menjadi pola pikir matematis yang sistimatis, logis, kritis dan penuh kecermatan. Para ahli seperti Peaget, Bruner, brownell, Dienes percaya bahwa jika kita akan memberikan pelajaran tentang sesuatu kepada anak didik maka kita harus memppperhatikan tingkat perkembangan pikir anak. Anak usia SD umumnya berada pada tahap berpikir operasional kongkrit namun tidak menutup kemungkinan mereka masih berada tahap pra operasional.
                Jadi pada dasarnya agar pelajaran Matematika SD itu dapat dimengerti oleh para siswa dengan baik maka seyogyanya mengajarkan suatu bahasan itu harus diberikan kepada siswa yang sudah siap untuk dapat menerimanya.

D.   Materi yang dijadikan penelitian
            Dalam hal ini materi materi yang dijadikan sebagai penelitian adalah pada mata pelajaran Matematika tentang Pembulatan dan Penaksiran.
1.  Pembulatan Bilangan
    -  Pembulatan bilangan pada satuan terdekat
    1, 8 dibulatkan menjadi 2
    1,4  dibulatkan menjadi 1
-  Pembulatan bilangan pada puluhan terdekat
    52  dibulatkan menjadi 50
    167 dibulatkan menjadi 170
-  Pembulatan bilangan pada ratusan terdekat
    425 dibulatkan menjadi 400
    175 dibulatkan menjadi 200
Cara pembulatannya adalah :
l  Jika angka tersebut kurang dari 5 ( 1,2,3,4 ) maka bilangan dibulatkan ke bawah ( dihilangkan ) .
l  Jika angka tersebut paling kecil 5 ( 5, 6, 7, 8, 9 ) maka dibulatkan ke atas ( satuan ditambah ).
2.  Menaksir Hasil Operasi Hitung Dua Bilangan
    Contoh              :  22  X  58
    -  Taksiran tinggi  30 X 60  =  1.800
    -  Taksiran rendah  20  X  50  =  1.000
    -  Taksiran yang baik  20  X  60  =  1.200      
                           



                                                           BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
           
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian

1. Subjek Penelitian
          Dalam penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Makarti Mulya yang berjumlah 20 orang siswa, yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 8 orang anak perempuan.

2 Tempat Penelitian
           Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Makarti Mulya Kecamatan Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir. Penulis memilih tempat ini karena penulis sebagai guru yang mengajar di SD tersebut, sehingga memudahkan berinteraksi dengan sekolah.

3. Waktu Penelitian
           Waktu pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan di kelas IV  SD Negeri 1 Makarti Mulya dari tanggal 12 Oktober 2015 sampai tanggal  15 Nopember 2015, pada semester 1 tahun pelajaran 2015 / 2016. Dengan jadwal sebagai berikut :
No
Siklus
Materi Pokok
Tanggal
1
Pertama
Pembulatan ke dalam Puluhan, Ratusan, dan Ribuan Terdekat
19 -10-2015
2
Kedua
Pembulatan untuk Taksiran Tinggi, Rendah, dan Taksiran yang Baik pada Perkalian
3 -11-2015
                                               
   

B.  Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

       Perbaikan Pembelajaran ini dilaksanakan melalui Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang berlangsung dalam dua siklus. Dalam pelaksanaanya bekerja sama dengan teman sejawat. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap kegiatan yaitu : 
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Observasi
d. Refleksi
            Model atau tindakan yang digunakan adalah sebagai berikut :
                       
                        Observasi awal           


 


Bila hasil belum kelihatan siklus III
 
Pelaksanaan Tindakan II
 
Pelaksanaan Tindakan I
 
Observasi 2
 
Refleksi 2
 
Perencanaan Tindakan II
 
Observasi 1
 
Refleksi 1
 
                                                         
 
















1.  Siklus Pertama
a. Perencanaan
   Pada tahap ini rencana tindakan yang disusun antara lain :
1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran
2. Menyiapkan media yang sesuai dengan materi pelajaran
3. Mnyiapkan Lembar Kerja Siswa ( LKS ).
4. Menyiapkan pedoman observasi untuk melihat pelaksanaan pembelajaran 
    dan keaktifan siswa.
5. Menyiapkan alat evaluasi.

b. Pelaksanaan
     Kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus pertama akan dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2015 dari pukul 07.30 – 08.05 dengan materi pembelajaran “Pembulatan Bilangan ke dalam Puluhan, Ratusan, dan ribuan Terdekat” Kegiatan perbaikan pembelajaran diamati oleh teman sejawa yaitu Bapak Widodo,S.Pd.SD. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini dimulai dari pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan Kooperatif , yang dilaksanakan dalam dua siklus. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain :
1. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
2.    Guru menyajikan pelajaran / menyampaikan materi pelajaran disertai dengan contoh
3.    Guru memberi tugas ( LKS ) kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok.
4.    Guru akan membimbing siswa dalam kerja kelompok sambil melakukn observasi.
5.    Perwakilan kelompok diminta untuk melaporkan hasil kerja secara bergiliran, dan kelompok lain menanggapinya.
6.    Guru menyimpulkan hasik kerja kelompok.
7.    Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa.
8.    Guru memberikan evaluasi
9.    Penutup.

c.  Observasi
                           Observasi yang dimaksud pada tahap ini adalah pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran dan hasil perbaikan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan alat evaluasi yang dibuat. Pengamatan dilakukan oleh seorang pengamat ( obsever ) yaitu Bapak Widodo,S.Pd.SD yang merupakan salah satu guru di SD Negeri 1 Makarti Mulya. Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran dan hasil perbaikan pembelajaran ini tersaji dalam lampiran.

d. Evaluasi dan Refleksi
                    Pada tahap ini peneliti bersama pengamat melakukan diskusi mengenai hasil observasi yang dilakukan oleh teman sejawat tentang hasil belajar siswa. Dari hasil diskusi tersebut digunakan sebagai acuan pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran berikutnya.

2.  Siklus Kedua ( II )   

a.  Perencanaan
               Untuk siklus kedua ini, rencana tindakan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dengan pendekatan Kooperatif . Kegiatan yang direncanakan itu sebagai berikut :
1.Membuat rencana perbaikan pembelajaran II  dengan Materi Pembelajaran Pembulatan untuk Taksiran Tinggi, Rendah, dan Taksiran Baik pada Penaksiran.
2. Menyiapkan media alat peraga diagram panah yang ditulis pada kertas karton.
3. Menyiapkan pedoman observasi.
4. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa ( LKS ).
5. Menyiapkan alat evaluasi.
b. Pelaksanaan
                               Kegiatan pembelajaran pada siklus kedua dilaksanakan akan dilaksanakan pada tanggal 3 Nopember 2015 dari pukul 07.30 – 08.35 dengan materi pembelajaran Pembulatan untuk Taksiran Tinggi, Rendah dan Taksiran yang baik pada Perkalian. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain :
     1.Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok yang masing-masing        kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
2. Menjelaskan tentang materi pembelajaran dengan meberikan contoh Penaksiran Tinggi, Rendah, dan Penaksiran Terbaik pada pdengan menggunakan peragaan perkalian bilangan puluhan.
3. Guru memberi tugas ( LKS ) kepada kelopok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok melalui diskusi kelompok.
4.  Guru akan membimbing siswa dalam kerja kelompok sambil observasi
5.  Perwakilan kelompok melaporkan hasil kerja (presentasi) secara bergiliran.
6. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya atau menjawab pertanyaan guru.
7. Menanggapi atau menjawab pertanyaan yang diajukan siswa.
8. Melakukan observasi terhadap hasil belajar siswa.
9. Melakukan evaluasi terhadap hasil belajar.

c.  Observasi / Pengamatan
Pada siklus kedua ini, observasi yang dilakukan adalah sama dengan opservasi pada siklus pertama.
     Observasi yang dimaksud adalah pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran dan hasil perbaikan pembelajaran dengan menggunakan lembar obsevasi dan alat evaluasi Yang telah dibuat. Pengamatan atau observasi dilakukan oleh teman sejawat yaitu Bapak Widodo,S.Pd.SD yang merupakan salah satu staf pengajar di SD Negeri 1 Makarti Mulya.
                    Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran dan hasil perbaikan pembelajaran ini tersaji pada lampiran.
d. Evaluasi dan Refleksi
                         Pada tahap evaluasi dan refleksi di sini Peneliti bersama Pengamat (teman sejawat) mendiskusikan mengenai temuan hasil belajar siswa pada perbaikan pembelajaran siklus II.

C.  Tehnih Analisis Data
               Dari data yang sudah di kumpulkan akan disusun kedalam tabel dengan langkah sebagai berikut :
1) Menentukan Rentang
2) Menentukan banyak kelas

Dari langkah di atas tabel yang terjadi adalah :

Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Perbaikan Pembelajaran Matematika
No
Nilai Data
Frekuensi Relatif ( % )







Jumalah
100 %
    
Tabel Observasi terhadap Guru dengan Model Kooperatif
No
Tahap
Indikator
Observer
Ada
Tidak
1
Awal
1.Melkukan aktivitas rotin di awal tatap muka
2.Menjelaskan tujuan pembelajaran
3.Melakukan aperspsi untuk menyegarkan ingatan siswa.
4.Memberikan motivasi kepada siswa
5.Melakukan pre-test.
6.Mengembangkan pengetahuan awal



2
Inti
1.Menjelaskan metode pembelajaran  
   Kooperatif
2.Membagi siswa menjadi beberapa 
   kelompok
3.Membagikan tugas belajar kepada
   masing-masing kelompok
4.Mengawasi jalannya proses belajar   
   masing-masing kelompok
5.Memberikan penilaian dan
   penghargaan kepada kelompok yang
   mempunyai skor tertinggi



3
Akhir
1.Membagi post test
2.Melakukan refleksi dan menyimpulkanmateri
3.Melakukan aktifitas rotin pada akhir tatap muka



              
Kriteria penilaian dalam %
80 -100 (sangat baik )
60 – 79 ( baik )
40 – 59 ( cukup )
10 -39 ( kurang )
0 – 19 ( sangat kurang )









BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
           Pada tahap ini disusun tindakan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa Pada mata pelajaran Matematika Kelas IV  SD Negeri 1 Makarti Mulya dengan pendekatan  Model Kooperatif  yang direncanakan dalam dua siklus. Rencana tindakan yang disusun antara lain :
       1) Membuat rencana perbaikan pembelajaran pada tanggal 17 Oktober 2015. halini merupakan kesepakatan teman sejawat ( supervisor II ) dan persetujuan dari Kepala Sekolah.
2) Menyiapkan media pembelajaran yaitu berupa cara menaksir yang ditulis pada kertas karton.
3) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa ( LKS ) sebanyak 5 lembar sesuai dengan jumlah kelompok.
4) Menyiapkan pedoman observasi untuk melihat pelaksanaan pembelajaran dan keaktifan siswa.
5) Menyiapkan alat evaluasi
b.  Pelaksanaan
               Kegiatan perbaikan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2015 dari pukul 07.30 – 08.05 dengan materi “Pembulatan Bilangan pada Satuan, Puluhan, dan Ratusan Terdekat”. Kegiatan perbaikan pembelajaran diamati oleh teman sejawt (Supervisor II) yaitu Bapak Widodo,S.Pd.SD. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini dimulai dari pelaksanaan pembelajran menggunakan pendekatan Model Kooperatif, yang dilaksanakan dalam dua siklus. Kegiatan yang dilakukan pada tahan ini antara lain :
1) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa.
2)    Guru menyajikan materi pelajaran / menyampaikan materi pelajaran disertai dengan contoh.
                           
Gambar 1. ( 1 )
Guru sedang menjelaskan materi pelajaran Matematika tentang pembulatan pada satuan, puluhan, dan ratusan terdekat  dengan diagram anak panah yang ditulis pada kertas karton, untuk memotifasi anak agar aktif belajar. Namun demikian masih ada siswa yang kurang aktif mengikuti pelajaran. Sehingga sewaktu diberi soal latihan siswa tersebut tidak bisa mengerjakan.

3)  Guru memberi tugas ( LKS ) kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang sudah mengerti menjelaskan kepada anggota lainnya yang belum mengerti.
                                 
Gambar 1. ( 2 )
4) Guru membimbing siswa dalam kerja kelompok. 
                        
                                 Gambar 1. ( 3 )
     Guru memberikan bimbingan kepada salah satu kelompok yang belum jelas tentang LKS.
5) Perwakilan kelompok melaporkan  hasil kerja secara bergiliran, dan kelompok lain menanggapinya
                
                                    Gambar 1  ( 4 )
Bella Ardania perwakilan dari salah satu kelompok sedang melaporkan hasil kerja kelompok
6) Guru menyimpulkan hasil kerja kelompok
7) Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa.
8) Guru meberikan evaluasi.
9) Penutup.


c.  Observasi
               Observasi pada tahap ini adalah pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran dan hasil perbaikan pembelajaran dengan menggunakan lembar evaluasi dan alat evaluasi. Pengamatan dilakukan oleh seorang pengamat yaitu Bapak Widodo,S.Pd.SD yang merupakan salah satu guru Kelas V B SD Negeri Makarti Mulya. Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran dan hasil perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
HASIL PERBAIKAN BELAJAR SIKLUS I
SISWA KELAS IV A SDN  1 MAKARTI MULYA
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF
No
Nama Siswa
Nilai
KKM 70
Tuntas
Tidak Tuntas
1
Yulia Dwi ryani
80

2
Sugiarto
60

3
Bayu Prasetyo
60


4
Dwi Ardiansyah
70

5
Dian Ayu Larasati
70

6
Dea Yeyen Veronika
80

7
Erna Nova Pratama
70

8
Ahmad Sarjani
60

9
Dwi Ayu Ningtyas
80

10
Azzam Fitrah Syawal
90

11
M. Ramanda Pasha
80

12
Siti Wulan Martiani
60

13
Dedi Harianto
60

14
Yuda Yuliansyah
50

15
Diki Ahmad Ramanda
70

16
Bella Ardania
100

17
Reza Pahlevi Putra
80

18
Hasyim Desta Prasetyo
70

19
Vera Clarisa
60

20
Riki Dian Prayitno
50


Nilai ≥ 70 ( KKM )

12
8

Prosentasi Ketuntasan

60 %
40 %
                                                                               Mahasiswa
                                                                                     
                                                          
                                                                                 RASTUN             
                                                                                   NIM.822221548                                                                      







 Dari data hasil belajar siswa di atas dapat disajikan dalam bentuk tabel  frekuensi seperti di bawah ini :
Tabel Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas IV A SDN 1 Makarti Mulya
Dalam Perbaikan Pembelajaran Matematika I
No
Nilai Data
Frekuensi
Frekuensi Relatif ( % )
1.
2.

40 -69
70 - 100
8
12
40 %
60 %

Jumalah
20
100 %
Keterangan :
KKM 70














Tabel Observasi terhadap Guru Pada Perbaikan Pembelajaran I dengan Model Kooperatif
No
Tahap
Indikator
Observer
Ada
Tidak
1
Awal
1.Melkukan aktivitas rotin di awal 
   tatap muka
2.Menjelaskan tujuan pembelajaran
3.Melakukan aperspsi untuk 
   menyegarkan ingatan siswa.
4.Memberikan motivasi kepada siswa
5.Melakukan pre-test.
6.Mengembangkan pengetahuan awal










2
Inti
1.Menjelaskan metode pembelajaran  
   Model Kooperatif
2.Membagi siswa menjadi beberapa 
   kelompok
3.Membagikan tugas belajar kepada
   masing-masing kelompok
4.Mengawasi jalannya proses belajar   
   masing-masing kelompok
5.Memberikan penilaian dan
   penghargaan kepada kelompok yang
   mempunyai skor tertinggi



3
Akhir
1.Membagi post test
2.Melakukan refleksi dan menyimpulkan materi
3.Melakukan aktifitas rotin pada akhir tatap muka



              
Kriteria penilaian dalam %
80 -100 (sangat baik )
60 – 79 ( baik )
40 – 59 ( cukup )
10 -39 ( kurang )
0 – 19 ( sangat kurang )
               Hasil data observasi yang mana tiap item dikalikan dengan 2 poin maka jumlah skor yang diperoleh adalah 9 X 2 = 18,  skor maksimal 28. Berdasarkan hasil data observasi pengamat pada tabel di atas jumlah skor yang diperoleh adalah :
              18/28   X  100  %  =  64 %  hal ini dapat diartikan berdasarkan hasil observasi pengamat taraf keberhasilan kegiatan guru termasuk dalam kategori baik.
                                                                Makarti Mulya, 19 Oktober 2015
                                                                         Supervisor 2


                                                                     WIDODO,S.Pd.SD
                                                                NIP.196505121992111001


















d.  Refleksi
               Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan teman sejawat terhadap proses  pembelajaran dan hasil pembelajaran pada siklus 1 didapatkan temuan bahwa pembelajaran pada siklus 1 mengalami peningkatan dibanding dengan hasil belajar sebelumnya atau pra siklus. Tetapi belum maksimal seperti yang diharapkan. Karena dari 20 siswa yang menjadi objek penelitian menunjukkan hasil seperti dalam tabel di bawah ini :

No
Jml. Siswa
≥ KKM 70
%
< 70
%
1
20
12
60 %
8
40 %
 
               Dalam pembelajaran  Matematika banyak siswa yang kurang aktif dalam belajar. Hal ini terlihat kurangnya kerja sama antara anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas yang ada di LKS. Berdasarkan hasil analisis pada refleksi, maka dapat digunakan sebagai acuan untuk merencanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II.

  2. Siklus Kedua ( II )
       a.  Perencanaan
               Untuk siklus kedua ini, rencana tindakan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika  dengan pendekatan Kooperatif . Kegiatan yang direncanakan itu sebagai berikut :
1,Membuat rencana perbaikan pembelajaran II dengan Materi Pembelajaran Penaksiran atas, Penaksiran bawah, dan Penaksiran terbaik. Pembuatan RPP II ini pada tanggal 1 Nopember 2015
2, Menyiapkan media alat peraga penaksiran yang ditulis pada kertas karton.
3, Menyiapkan pedoman observasi.
4, Menyiapkan Lembar Kerja Siswa ( LKS ).
5, Menyiapkan alat evaluasi.
       b. Pelaksanaan
                               Kegiatan pembelajaran pada siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 3 Nopember 2015 dari pukul 07.30 – 08.35 dengan materi pembelajaran Penaksiran bilangan yaitu Penaksiran atas, Penaksiran bawah, dan Penaksiran terbaik. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain :
     1) guru membagi kelas menjadi 4 kelompok yang masing-masing        kelompok terdiri dari 5 siswa.
2) Menjelaskan tentang materi pembelajaran dengan meberikan contoh menaksir perkalian dua bilangan dengan menggunakan alat peraga.
                          
                                             Gambar 2. ( 1 )
     Guru  menjelaskan cara menaksirkan dengan menggunakan alat peraga
3, Guru memberi tugas ( LKS ) kepada kelopok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok melalui diskusi kelompok.
                        
Gambar 2. ( 2 )
Guru membagikan lembar LKS Kepada setiap kelompok
4,  Guru  membimbing siswa dalam kerja kelompok sambil observasi
                            
Gambar 2. ( 3 )
     Guru memberikan bimbingan kepada kelompok yang anggotanya belum terlibat aktif dalam kerja kelompok.
5,  Perwakilan kelompok melaporkan hasil kerja (presentasi) secara bergiliran.
                               
Gambar 2. ( 4 )
     Ahmad Sarjani perwkilan dari salah satu kelompok melaporkan hasil kerjakelompok
6,Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya atau menjawab pertanyaan guru.
                           
Gambar 2. ( 5 )
                         Anak berebut menjawab pertanyaan guru
7, Menanggapi atau menjawab pertanyaan yang diajukan siswa.
8, Melakukan observasi terhadap hasil belajar siswa.
9, Melakukan evaluasi terhadap hasil belajar.
c.  Observasi
               Observasi pada tahap ini adalah pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran dan hasil perbaikan pembelajaran II dengan menggunakan lembar evaluasi dan alat evaluasi. Pengamatan dilakukan oleh seorang pengamat yaitu Bapak Widodo,S.Pd.SD  salah satu guru yang mengajar di SD Negeri 1 Makarti Mulya. Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran dan hasil perbaikan pembelajaran dapat dilihat seperti tabel di bawah ini :
HASIL PERBAIKAN BELAJAR SIKLUS II
SISWA KELAS IV  SDN  1 MAKARTI MULYA
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF
No
Nama Siswa
Nilai
KKM 70
Tuntas
Tidak Tuntas
1
Yulia Dwi ryani
90

2
Sugiarto
70

3
Bayu Prasetyo
80

4
Dwi Ardiansyah
80

5
Dian Ayu Larasati
80

6
Dea Yeyen Veronika
80

7
Erna Nova Pratama
70

8
Ahmad Sarjani
80

9
Dwi Ayu Ningtyas
100

10
Azzam Fitrah Syawal
80

11
M. Ramanda Pasha
90

12
Siti Wulan Martiani
80

13
Dedi Harianto
80

14
Yuda Yuliansyah
60

15
Diki Ahmad Ramanda
90

16
Bella Ardania
100

17
Reza Pahlevi Putra
80

18
Hasyim Desta Prasetyo
80

19
Vera Clarisa
70

20
Riki Dian Prayitno
60


Nilai ≥ 70 ( KKM )

18
2

Prosentasi Ketuntasan

90 %
10 %
                                                              
                                                    Makarti Mulya, 3 Nopember 2015
                                                                      Mahasiswa


                                                                      RASTUN
                                                                NIM.825925788    





 
    Dari data hasil belajar siswa di atas dapat disajikan dalam bentuk tabel frekuensi seperti di bawah ini :
Tabel Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas IV A SDN 1 Makarti Mulya
Dalam Perbaikan Pembelajaran Matematika II

No
Nilai Data
Frekuensi
Frekuensi Relatif ( % )
1.
2.


40 -69
70 - 100
2
18
10 %
90 %

Jumalah
20
100 %
Keterangan :
KKM 70














Tabel Observasi terhadap Guru Pada Perbaikan Pembelajaran II dengan Model Kooperatif
No
Tahap
Indikator
Observer
Ada
Tidak
1
Awal
1.Melkukan aktivitas rotin di awal 
   tatap muka
2.Menjelaskan tujuan pembelajaran
3.Melakukan aperspsi untuk 
   menyegarkan ingatan siswa.
4.Memberikan motivasi kepada siswa
5.Melakukan pre-test.
6.Mengembangkan pengetahuan awal










2
Inti
1.Menjelaskan metode pembelajaran  
   tipe STAD
2.Membagi siswa menjadi beberapa 
   kelompok
3.Membagikan tugas belajar kepada
   masing-masing kelompok
4.Mengawasi jalannya proses belajar   
   masing-masing kelompok
5.Memberikan penilaian dan
   penghargaan kepada kelompok yang
   mempunyai skor tertinggi






3
Akhir
1.Membagi post test
2.Melakukan refleksi dan menyimpulkan materi
3.Melakukan aktifitas rotin pada akhir tatap muka




              
Kriteria penilaian dalam %
80 -100 (sangat baik )
60 – 79 ( baik )
40 – 59 ( cukup )
10 -39 ( kurang )
0 – 19 ( sangat kurang )

               Hasil data observasi yang manatiap item dikalikan dengan 2 poin maka jumlah skor yang diperoleh adalah 24, dimana masing-masing skor maksimal 28. Berdasarkan hasil data observasi pengamat pada tabel di atas jumlah skor yang diperoleh adalah :
                          24/28 X  100  %  =  85,71 %  hal ini dapat diartikan berdasarkan hasil observasi pengamat taraf keberhasilan kegiatan guru termasuk dalam kategori sangat baik.
                                                                Makarti Mulya, 3 Nopember 2015
                                                                                 Supervisor 2

                                                                          
                                                                            WIDODO,S.Pd.SD
                                                                      NIP.196505121992111001


















d.  Refleksi
               Berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan teman sejawat selaku supervisor II terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibanding dengan hasil belajar pada siklus I. Hasil nilai secara global sebagai berikut :

No
Jml. Siswa
≥ KKM 70
%
< 70
%
1
20
18
90 %
8
10 %
      
                         Berdasakan hasil tersebut di atas maka guru tidak perlu melakukan perbaikan pembelajaran lagi untuk materi Kelipatan Persekutuan Terkecil. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan pembelajaran di siklus II dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I.
B.  Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
            Menurut hasil evaluasi belajar siswa pada pembelajaran Matematika tentang Penaksiran Bilangan di kelas IV  sebelum perbaikan pembelajaran terlihat siswa yang memperoleh nilai  70 ( KKM ) hanya 10 siswa atau 41,7 % dari jumlah siswa, artinya yang terlibat aktif dalam pembelajaran hanya 41,7 %. Hal ini menunjukka bahwa aktivitas belajar dan hasil belajar siswa kurang memuaskan dan belum memenuhi target yang diharapkan.
            Dari hasil observasi dan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan kemudian didiskusikan dengan teman sejawat diperoleh temuan antara lain bahwa penjelasan guru tidak disertai dengan kegiatan siswa, sehingga sebagian siswa kurang dalam menerima materi. Hal ini kemuhgkian dikarenakan dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan satu arah, dan kurang melibatkan aktivitas dan mental siswa secara optimal. Maka dari itu dilakukan upaya perbaikan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif .
            Proses pembelajaran berikutnya dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanaka dalam 2 siklus.
            Hasil observasi dari hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan adanya kenaikan dibandingkan dengan hasil belajar siswa sebelum proses perbaikan pembelajaran. Siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran pada siklus ! menjadi 12 orang atau 60 % dari jumlah keseluruhan siswa, atau sebanyak 12 siswa yang mendapatkan nilai  70 (  KKM ). Walaupun telah menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar maupun hasil belajar siswa, tetapi pembelajaran belum dapat dikatakan berhasil, atau pembelajaran belum sesuai dengan apa yang diharapkan.
            Hasil observasi dan revleksi terhadap pembelajaran pada siklus I diperoleh temuan bahwa dalam pembelajaran Matematika banyak siswa yang kurang aktif dalam belajar. Hal ini terlihat kurangnya kerja sama antara anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas yang ada di LKS. Untuk itu diperlukan adanya pembagian tugas yang jelas, sehingga inisiatif untuk menyelesaikan tugas kelompok dapat terselesaikan secara bersama-sama. Untuk itu maka diupayakan perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan pendekatan Model Pembelajaran Kooperatif  dengan pembagian tugas kelompok yang jelas.
            Perbaikan pembelajaran pada siklus II dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif , dengan pembagian kelompok yang lebih jelas, hasilnya lebih baik dibanding dengan siklus I. Upaya ini membawa dampak peningkatan pada aktivitas belajar maupun hasil belajara siswa jika dibandingkan dengan hasil belajar yang diperoleh pada siklus I. Pada siklus II menunjukkan jumlah siswa yang terlibat aktif dinyatakan lebih signivikan dengan hasil sebanyak 18 siswa atau 90 % siswa yang memperoleh nilai  70 ( KKM ).     Dengan menggunakan tindakan ini terlihat bahwa sebagian besar siswa yaitu 91,2 % terlibat aktif dalam pembelajaran dan hanya 2 orang ( 10 % ) siswa yang pasif dalam pembelajran.   
            Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I dan siklus II terlihat adanya peningkatan sehingga proses perbaikan pembelajaran pada materi Matematika siswa kelas IV  SD Negeri 1 Makarti Mulya dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu meningkatakan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan Model Pembelajaran Kooperatif . Peningkatan aktivitas belajar siswa tersaji dalam tabel di bawah ini :


Tabel 2
AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV A DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF
No
Keterlibatan siswa   dalam pembelajaran

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II
Jumlah siswa
Prosen
tase
Jumlah Siswa
Prosen tase
Jumlah Siswa
Prosen
tase
1
Terlibat aktif
10
50 %
12
60 %
18
90%
2
Terlibat pasif
7
35 %
5
25 %
2
10%
3
Tidak terlibat
3
15 %
3
15 %
-
-

Jumlah
20
100 %
20
100 %
20
100 %

Keterangan :
1) Terlibat aktif artinya siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh, terlibat aktif dalam kerja kelompok, bertanta, maupun menjawab pertanyaan dengan benar
2)    Terlibat pasif artinya siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh teribat dalam kerja kelompok tetapi tidak aktif untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan.
3)    Tidak terlibat artinya siswa duduk diam saja, dalam kerja kelompok hanya menonton, dan tidak mau menjawab pertanyaan apalagi bertanya.            

      Dari hasil pengamatan terhadap upaya perbaikan pembelajaran pada siklus I dan siklus II menerangkan bahwa menggunakan pembelajaran Kooperatif  Pada Matematika tentang Penaksiran dan Pembulatan pada siswa Kelas IV SD Negeri 1 Makarti Mulya cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar. Selama kegiatan perbaikan  pembelajaran berlangsung terlihat bahwa siswa termotivasi dan bersemangatuntuk belajar. Terutama saat guru membagikan lembar LKS kepada setiap kelompok untuk kerja kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa siswa bersikap posistif terhadap pembelajaran dengan menggunakan Model Kooperatif .

                  Hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru sebelum perbaikan pembelajaran dan pada setiap siklus pembelajaran tersaji pada tabel hasil belajar siswa sebagai berikut :
Tabel I
HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF

No
Nama Siswa

Nilai
Pra siklus
Siklus I
Siklus II
1
Yulia Dwi ryani
60
80
90
2
Sugiarto
60
60
70
3
Bayu Prasetyo
60
60
80
4
Dwi Ardiansyah
60
70
80
5
Dian Ayu Larasati
60
70
80
6
Dea Yeyen Veronika
50
80
80
7
Erna Nova Pratama
60
70
70
8
Ahmad Sarjani
70
60
80
9
Dwi Ayu Ningtyas
70
80
100
10
Azzam Fitrah Syawal
70
90
80
11
M. Ramanda Pasha
60
80
90
12
Siti Wulan Martiani
50
60
80
13
Dedi Harianto
60
60
80
14
Yuda Yuliansyah
50
50
60
15
Diki Ahmad Ramanda
70
70
90
16
Bella Ardania
90
100
100
17
Reza Pahlevi Putra
60
80
80
18
Hasyim Desta Prasetyo
70
70
80
19
Vera Clarisa
50
60
70
20
Riki Dian Prayitno
50
50
60

Nilai  70 ( KKM )
6
12
18

Prosentase Ketuntasan
30 %
60 %
90 %

                       Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Matematika menunjukkan adanya peningkatan dari satu siklus pembelajaran ke siklus berikutnya, keadaan sebelum proses berbaikan pembelajaran siswa yang terlibat aktif dan mendapatkan nilai  70 ( KKM ) hanya 6 siswa atau hanya 30 % dari jumlah seluruh Siswa. Sedangkan pada siklus I siswa yang terlibat aktif dan nilai stndar KKM meningkat menjadi 12 siswa atau 60 %. Dari jumlah keseluruhan siswa. Pada putaran siklus II keaktifan dan hasil belajar semakin meningkat yaitu sebanyak 18 siswa atau 90%  dari keseluruhan siswa yaitu 20 siswa. Dengan demikian pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini dapat dikategorikan berhasil.   













                  
Berikut Tabel Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas IV A sdn 1 Makarti Mulya dalam Pembelajaran Matematika


Nilai
Pra Siklus
Siklus I
Sklus II
Frekuensi
Persen %
Frekuensi
Persen %
Frekuensi
Persen %
 < 70
14
76
8
40
2
10
 ≥ 70
6
30
12
60
18
90

Jumlah

20

100

20

100

20

100

            Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa frekuensi perolehan nilai ( KKM ) semakin lama semakin meningkat. Dari hasil ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap terhadap materi meningkat. 

             Dari hasil pengamatan terhadap upaya perbaikan pembelajaran pada siklus I dan siklus II menerangkan bahwa menggunakan pembelajaran Kooperatif  Pada Matematika tentang Pembulatan  pada siswa Kelas dan Penaksiran IV SD Negeri 1 Makarti Mulya cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar. Selama kegiatan perbaikan  pembelajaran berlangsung terlihat bahwa siswa termotivasi dan bersemangatuntuk belajar. Terutama saat guru membagikan lembar LKS kepada setiap kelompok untuk kerja kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa siswa bersikap posistif terhadap pembelajaran dengan menggunakan Model Kooperatif



.




BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A.  Kesimpulan
                 Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif  pada pembelajaran Matematika tentang Pembulatan dan Penaksiran di kelas IV  SD Negeri 1 Makarti Mulya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat :
1.  Pada siklus I jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar dalah      12 orang ( 60 % ) dari seluruh siswa. Hal ini menunjukkan bahwa siklus I sudah ada peningkatan dibanding dengan hasil sebelum perbaikan walaupun belum memenuhi target yang diharapkan.
2.    Pada siklus II terjadi peningkatan lagi terhadap hasil belajar siswa yaitu jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar menjadi 18 siswa ( 90% ) dari jumlah seluruh siswa yaitu 20 siswa.

B.  Saran Tindak Lanjut
        Berdasarkan kesimpulan di atas, untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran ada beberapa hal sebaiknya yang dilakukan oleh seorang guru antara lain :
1.  Menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang akan diajarkan.
2.  Dalam proses pembelajaran guru harus selalu melibatkan aktif siswa
3.  Menggunakan Lembar Kerja Siswa
4.  Menggunakan media atau alat peraga
                       
                       


DAFTAR PUSTAKA



Andayani, (2009). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Unifersitas Terbuka.
Arikunto, (2008 ). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Ibrahim, H.M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.
Sarjuli dkk, (2001). Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Unifersitas terbuka.
























No comments:

Post a Comment