BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Hakekat Belajar
Pengertian Belajar
Menurut Purwanto ( 1990 : 85 ) belajar adalah :
1, Suatu perubahan
dalam tingkah laku dimana perubahanitu dapat mengarah kepada tingkah laku yang
lebih baik, tetapijuga ada kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang buruk.
2, Suatu perubahan
yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.
3, untuk disebut
belajar maka perubahan itu harus relatif mantap, harus merupakan akhir daripada
suatu periode waktu yang cukup panjang
Menurut Sudjana ( 2000 : 28 ) belajar adalah
:suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang,
perubahan sebagai hasil dari suatu proses belajar dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuannya, pemahamannya, dan lain-lain
aspek yang ada pada diri individu.
Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
belajar merupakan kegiatan atau aktifitas yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan yang dilakukan karena suatu usaha sehingga menghasilkan
perubahan tinhkah laku.
Dalam penelitian ini penulis mengacu
pada penelitian yang relevan, beberapa, beberapa diantaranya yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Nur Aini (2003) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan
prestasi belajar pada Model Pembelajaran
Kooperatif bila ditinjau dari perbedaan pengguna metode pembelajaran dan hasil
belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif lebih baik jika dibanding dengan pembelajaran
konfensional. Sutomo (2001 : 147)
bahwa untukmemungkinkan siswa bebas berfikir dan mandiri maka proses
pembelajaran hendaknya tidak klasikal melainkan berbentuk belajar kooperatif
dalam kelompok kecil. Menurut Joyce (
2009 : 302 ) kelebihan dari pembelajaran
kooperatif sinergi yang ditingkatkan dalam bentuk kerja sama akan meningkatkan
motivasi yang jauh lebih besar daripada lingkungan kompetitif individual.
Anggot-anggota kelompok kooperatif dapat
saling belajar satu sama yang lainnya.
Dari
ketiga penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu adanya pengaruh
signifikan dari pengguna model pembelajaran terhadap peningkatan prestasi
belajar siswa khususnya mata pelajaran Matematika, Olehkarena itu peneliti
ingin melihat apakah kesimpulan tersebut berlaku juga pada penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif sebagai upaya meningkatkan kemampuan penalaran siswa
dalam pembelajaran Matematika. Model pembelajaran kooperatif yang digunakan
pada penelitian ini adalah Pembelajaran Kooperatif
B. Pembelajaran Kooperatif
Kooperatif adalah salah satu model
pembelajaran dengan siteks: pengarahan,
buat kelompok heterogen ( 4-5 orang ),
diskusikan bahan belajaran-LKS-modul
secara kolaboratif, sajian-presentasi kelompok sehingga menjadi diskusi kelas,
kuis individual dan buat skor perkembangan setiap siswa atau kelompok, umumkan
rekor tim dan individual dan berikan reward.Siswa dikelompokkan secara
hiterogen kemudian siswa yang pandai menjelaskan anggota lain sampai mengerti.
Langkah-langkah :
1. Guru
membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara hiterogen ( campuran
menurut prestasi,jenis kelamin, suku, dan lain-lain.
2. Guru
menyajikan pelajaran/menyampaikan informasi materi.
3. Guru
memberi tugas ( LKS ) kepada kelompok
untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang sudah
memahami diharapkan menjelaskan kepada anggota lain sampai semua anggota dalam kelompok itu menngerti
4. Kelompok
melaporkan hasil kerja ( presentasi ) secara bergiliran dan kelompok lain
menanggapi.
5. Guru
menyimpulkan hasil kerja kelompok.
6. Guru
memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak
boleh saling membantu.
7. Memberi evaluasi
8. Penutup
Kelebihan Pembelajaran Model Kooperatif :
1. Seluruh
siswa menjadi lebih siap
2. Melatih
kerja sama dengan baik
Kekurangan Model Kooperatif :
1, Anggota
kelompok yang mengalami kesulitan
akan semakin pasif
2. Sulit membedakan siswa yang benar-benar mengerti
dan yang kurang mengerti.
C, Hakekat Matematika
Pengertian
Matematika
Matematika
adalah ilmu deduktif, aksiomatif, formal, hirarkis, abstrak, bahasa simbul yang
padat arti dan semacamnya sehingga para ahli Matematika dapat mengembangkan
sebuah sistem matematika. Matematika merupakan sebuah sistem deduktif telah
mampu mengembangkan model-model. Manfaat lain dari matematika dapat membentuk
pola pikir orang yang mempelajarinya menjadi pola pikir matematis yang
sistimatis, logis, kritis dan penuh kecermatan. Para ahli seperti Peaget,
Bruner, brownell, Dienes percaya bahwa jika kita akan memberikan pelajaran
tentang sesuatu kepada anak didik maka kita harus memppperhatikan tingkat
perkembangan pikir anak. Anak usia SD umumnya berada pada tahap berpikir
operasional kongkrit namun tidak menutup kemungkinan mereka masih berada tahap pra operasional.
Jadi pada dasarnya agar pelajaran Matematika SD itu dapat dimengerti
oleh para siswa dengan baik maka seyogyanya mengajarkan suatu bahasan itu harus
diberikan kepada siswa yang sudah siap untuk dapat menerimanya.
D. Materi
yang dijadikan penelitian
Dalam hal ini materi materi yang dijadikan sebagai penelitian adalah
pada mata pelajaran Matematika tentang Pembulatan dan Penaksiran.
1. Pembulatan
Bilangan
-
Pembulatan bilangan pada satuan terdekat
1, 8 dibulatkan menjadi 2
1,4 dibulatkan menjadi 1
- Pembulatan bilangan pada puluhan
terdekat
52
dibulatkan menjadi 50
167 dibulatkan menjadi 170
- Pembulatan bilangan pada ratusan
terdekat
425 dibulatkan menjadi 400
175 dibulatkan menjadi 200
Cara pembulatannya adalah :
l Jika angka
tersebut kurang dari 5 ( 1,2,3,4 ) maka bilangan dibulatkan ke bawah (
dihilangkan ) .
l Jika angka
tersebut paling kecil 5 ( 5, 6, 7, 8, 9 ) maka dibulatkan ke atas ( satuan
ditambah ).
2. Menaksir Hasil Operasi Hitung Dua
Bilangan
Contoh : 22
X 58
-
Taksiran tinggi 30 X 60 =
1.800
-
Taksiran rendah 20 X
50 = 1.000
- Taksiran yang baik 20
X 60 =
1.200
No comments:
Post a Comment